Friday, August 9, 2013

Penjaga Villa

Semasa SMU dulu, aku sering ikut dengan orang tua bermalam di villa teman bapak ku di kawasan mega mendung puncak setiap weekend. Alasannya hanya satu, karena aku mendambakan Kang Dede, anak pak Yadi si penjaga villa teman bapak ku itu.

Kang Dede sendiri waktu itu berumur 20 tahun dan body yang bagus walaupun tidak terlalu tinggi. Beda dengan aku yang chubby dan berkontol mungil ini. Weekend ini, kebetulan, bapak dan ibu kuu diundang sama teman bapak ku untuk bermalam di villanya itu. Dan dengan senang hati aku ikut dengan mereka dengan tujuan untuk bercengkrama dengan si pujaan hati (kang Dede) ku.
Jam 4 sore kita tiba di villa tersebut dan aku agak kecewa karena dari mang yadi memberitahuku jika si akang pujaan hatiku ini lagi ikut ibunya ke Bogor karena ada acara keluarga disana.
Weleeeh! Bete banget. Dan siang siang jam 7 gw mutusin untuk tidur dan besok paginya, orang tua ku diajak hiking ke air terjun tapi karena males aku tidak ikutan.
Jam 9 pagi aku bangun, sikat gigi, mandi dan lalu keluar ke beranda dan oh.. oh.. ternyata si akang dede pujaan hatiku sudah balik. Dia sedang mencuci motor di pekarangan villa tersebut.
Seperti ada magnet, aku lalu langsung menghampiri kang dede dan dia lalu tersenyum melihat ku. Ahh... senyum yang melelehkan hati. Lubang pantat ku berdenyut seolah tak sabar untuk menerima sodokan kontolnya.
“nggak ikut ke air terjun dik ganny?” tanya kang dede dengan logat sunda kentalnya.
“males ah, jauh,” jawab gwe
“iya juga sih, lumayan 5 kilo jaraknya,” kata kang dede lagi.
“kata mang yadi lagi ke bogor kang? Ada acara keluarga disana?” tanya ku. (Mata ku diam diam mengangumi tonjolan di pangkal pahanya. Saat itu, kang dede mengenakan t-shirt coklat yang sudah lusuh dan celana jeans selutut. Tapi tonjolan dipangkal pahanya tampak sangat jelas sekali).
“iya, kawinan sepupu saya” kata kang dede.
“sekarang bapak yang dateng ke sana dan saya yang gantian jaga disini.”
“oh gitu, eh kalo ke air terjun itu kira kira berapa lama ya kang?” tanya ku lagi.
“Dik ganny mau nyusul? Mereka sih bisa baru balik nanti jam 12 siang tuh,” kata kang dede.
“tidak kang ah. saya disini ajah. Nemenin kang dede,” kataku.
“ah... dik gany bisa ajah,” si akang kembali menyunggingkan senyuman menawannya.
“dik ganny saya permisi dulu ya. Mau mandi dulu nih”
“eh.... mandi didalam ajah kang, daripada balik ke tempat akang sudah tanggung juga,” kata ku. yang sebenernya sih ada hidden agenda dari tawaran ku itu. sapa tau bisa menikmati kejantanannya.
“Tidak enak dik, nanti ketauan sama bapak” kata kang dede.
“sudah lah kang, tidak apa apa! Tidak ada orang ini! Lagipula kang dede sendiri yang bilang kalau mereka baru balik jam 12 siang nanti,” kata ku memaksa.
“ya sudahlah,” kata kang dede.
Dalam hati ku bersorak gembira. Aku lalu mengajak kang dede menuju kamar mandi yang ada di kamar ku.
“kamar mandi diluar ajah dik,” kata kang dede.
“air panas nggak nyala, lagian masih pagi ntar dingin loh kang,” kata ku berdalih.
“saya mah biasa mandi dingin dingin gini dik,” kata kang dede.
“sudahlah kang, enakan kamar mandi di kamar saya,” kata ku.
Akhirnya kang dede mandi dikamar mandi. Sambil nunggu kecengan ku mandi, aku tidur tiduran lagi diranjang.
5 menit kemudian, kang dede selesai dan keluar kamar mandi hanya mengenakan celena dalam putih saja yang mulai lusuh. Akibatnya siluet kontolnya terlihat jelas sekali. Handuk menggantung di lehernya. Tubuhnya liat terbentuk bukan karena fitness di gym mahal, tapi akibat kerja di kebun yang ada disekitar kawasan villa.
“dingin juga ya dik,” kata kang dede.
“sini saya angetin kang,” kata ku bercanda tapi berharap dalam hati. Tapi, aku terkejut banget saat kang dede naik ke ranjang dan lalu mulai memeluk ku dari belakang.
“dik ganny homo kan?” bisik kang dede lembut ditelinga gwe.
“kenapa kang jika iya?” kata ku balik bertanya.
“berarti mau ajah kalo akang ngentotin adik,” bisik kang dede.
“boleh ajah kalo akang ngasih saya ngisepin kontol akang,” kata ku.
Kang dede lalu berbaring disebelah ku, dia mengangkat kakinya untuk melepaskan celana dalamnya dan terlihatlah kontol setengah nganceng dengan kepala kontol bersunat pink merekah.
“silahkan adik isep sampe puas,” kata kang dede.
Kesempatan nggak datang 2 kali, gwe lalu mulai menjilat kepala kontol itu, menjilat lobang pipisnya dan mengemut ngemut kepala kontol kang dede sementara batangnya aku kocok dengan tangan ku. Kang Dede mulai mendesah nikmat dan meracau menikmati oral service dari ku.
Puas ngemut kepala kontolnya, aku mulai memasukan kontol yang udah nganceng sepanjang 15cm kedalam mulut ku. Aku mulai mengoral kontol kang dede yang lezat itu. lidah ku menyapu kepala kontolnya dan menjilati setiap precum yang keluar.
Akupun juga mengemuti kedua bijinya sementara tangan ku mengocok kontolnya agar tetep nganceng. Sementara kang dede terus meracau dalam bahasa sunda yang tidak aku mengerti, tapi aku tau kalau dia menikmati isepan ku. Puas dengan bijinya, aku kembali mengemut kepala kontol itu dan menjilati sekujur batangnya.
Kang Dede lalu bangkit dan lalu menarik ku berdiri, dia lalu melepaskan baju dan juga celana ku.
“akang suka sama chubby karena ada susunya yang bisa akang isep juga,” kata kang dede yang lalu mulai menjilati puting ku begantian antara kiri dan kanan dan dia juga menggigit nakal puting ku.
“hmm! Enak kang! Ooouuhhhhh,” desah ku.
“nungging dik, akang pengen ngentotin nih,” bisik kang dede.
Aku menuruti permintaannya dengan mengembil posisi nungging. Kang Dede berlutut di belakang aku dan melumurkan kontolnya dengan baby oil yang aku selalu bawa kemana mana. Kontolnya lalu diarahkan ke lobang pantat ku yang masih perawan dan oouuwwww... sakitnya bukan main saat kepala kontolnya mulai merojok masuk. Pelan tapi pasti, kontol kang dede akhirnya masuk semua kedalam lobang pantat
Ku.
“enak dik lobangnya, sempit dan hangat,” kata kang dede.
“entot kang,” pinta ku sambil meringis
menahan sakit.
Kang Dede mulai menarik keluar kontolnya hingga kepalanya ajah yang didalam lalu mendorong masuk lagi. Dia melakukannya berulang ulang dan rasa sakit yang aku rasakan menjadi nikmat yang luar biasa. Kami berdua meracau mendesah menikmati acara pengentotan ini. Kami berganti posisi dengan aku terlungkup dan kang dede menindih ku dari belakang terus menghujamkan kontolnya ke lobang hangat ku. Dia menggigit gigit lembut leher dan pundak ku.
“dik hush hmm ohhh akang mau keluar nih ughhh,” desah kang dede
“hossh didalem kang! Oohhh ahhhh keluarin di dalam ajah,” kata ku.
Dan tak lama CROT CROT CROT kontol kang dede menembakan pejuhnya yang mahadahsyat di dalam lobang pantat ku. Lobang pantat aku terasa hangat dan penuh dengan pejuh kang dede yang membanjir. Kang Dede lalu mencabut kontolnya, aku membalik badan ku dan mendapati kang dede dengan senyumannya itu memandang ku.
“akang homo juga ya?” tanya ku penasaran.
“akang masih suka sama cewek, tapi semenjak akang diminta nyodomi temen sama akang dulu jadi ketagihan juga dik,” kata kang dede.
"Auw!!!!" (Dalam hatiku berkata Ternyata Kang Dede ini biseks. Andaikan
Aku tahu dari dulu pasti nikmatnya surga dunia kunikmati tiap hari)

Sejak saat itu aku jadi lebih sering berkunjung kevilla sendirian tanpa di temani kedua orang tua ku. Dan kamipun bebas melakukan sex tanpa gangguan siapapun.

I love you kang Dede.

Tamat

Baca cerita gay lainnya di sini.

0 comments:

Post a Comment